Bareksa.com - Bareksa Barometer pekan ini, yang merupakan pekan terakhir November 2023 ramai pendatang baru. Tercatat ada enam reksadana new comer masuk dalam daftar unggulan Bareksa Barometer dibandingkan pekan lalu. Pendatang baru itu merata di semua jenis reksadana. Maraknya pendatang baru tersebut seiring dinamika pasar dan perubahan skor Barometer Point dari reksadana bersangkutan.
Reksadana pendatang baru tersebut di antaranya HPAM Ultima Ekuitas 1 yang langsung menempati urutan kelima dalam daftar reksadana saham unggulan Bareksa Barometer pekan ini dengan skor Barometer Point 4,5. Reksadana kelolaan Henan Putihrai Asset Management yang mengelola dana Rp668,75 miliar itu berhasil mencatatkan imbal hasil 29,04% dalam 3 tahun terakhir.
Selanjutnya ada dua reksadana kelolaan Avrist Asset Management dalam daftar reksadana indeks unggulan Bareksa Barometer, yakni Avrist Indeks LQ45 di posisi 2 dan Avrist IDX30 di posisi 5 dengan Barometer Point 3,5 dan 3 dan imbalannya masing-masing 7,97% dan 3,96% dalam 3 tahun.
Dalam daftar reksadana campuran ada Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A sebagai pendatang baru di posisi 5 dengan Barometer Point 3,5 dan cuannya mencapai 37,93% dalam 3 tahun terakhir. Reksadana besutan Trimegah Asset Management itu mengelola dana investor Rp284,7 miliar.
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G jadi pendatang baru dalam daftar reksadana pendapatan tetap unggulan Bareksa Barometer, di posisi 5 dengan Barometer Point 3,5 dan imbalannya 5,67% setahun terakhir. Terakhir ialah Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia yang berada di posisi 5 dalam daftar reksadana pasar uang unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbal hasilnya 4,46% setahun terakhir.
Nilai Barometer Point tertinggi pekan ini yakni skor 5 dicatatkan Capital Money Market Fund yang juga menempati posisi 1 dalam reksadana pasar uang unggulan dengan imbalan 5,29% setahun terakhir. Peringkat 1 lainnya di masing-masing kategori, yakni Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A yang memimpin daftar reksadana saham unggulan dengan Barometer Point 4,5 dan imbalannya 10,27% dalam 3 tahun terakhir.
Kemudian BNP Paribas IDX Growth30 memimpin dalam daftar reksadana indeks unggulan dengan skor Barometer Point 3,5, TRAM Alpha nomor wahid di daftar reksadana campuran unggulan dengan Barometer Point 4,5 dan imbalannya 19,43%, serta Majoris Sukuk Negara Indonesia di posisi 1 daftar reksadana pendapatan tetap unggulan dengan Barometer Point 4,5 dan imbalannya 4,54% setahun terakhir.
Daftar selengkapnya reksadana ungulan Bareksa Barometer pekan ini ialah sebagai berikut:
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp312,69 miliar | 4,5 | 10,27% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp270,96 miliar | 4,5 | 34,88% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | Rp1,08 triliun | 4,5 | 11,24% |
Batavia Dana Saham Optimal | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp521,26 miliar | 4,5 | 18,05% |
HPAM Ultima Ekuitas 1 | Henan Putihrai Asset Management | Rp668,75 miliar | 4,5 | 29,04% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 24/11/2023
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp168,46 miliar | 3.5 | - |
Avrist Indeks LQ45 | Avrist Asset Management | Rp555,08 miliar | 3.5 | 7,97% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp885,33 miliar | 3.5 | 16,10% |
BNP Paribas Sri Kehati | BNP Paribas Asset Management | Rp3,37 triliun | 3 | 19,69% |
AVRIST IDX30 | Avrist Asset Management | Rp170,67 miliar | 3 | 3,96% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 24/11/2023
Investasi BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Investasi Avrist Indeks LQ45 di Sini
Investasi Avrist IDX30 di Sini
Investasi BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Investasi Syailendra MSCI Indonesia Value di Sini
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp108,21 miliar | 4,5 | 19,43% |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp128,86 miliar | 4 | 10,68% |
Schroder Dana Kombinasi | Schroder Investment Management Indonesia | Rp577,76 miliar | 4 | 10,96% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | Rp885,62 miliar | 4 | 14,86% |
Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A | Trimegah Asset Management | Rp284,7 miliar | 3,5 | 37,93% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 24/11/2023
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Investasi Schroder Dana Kombinasi di Sini
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Majoris Sukuk Negara Indonesia | Majoris Asset Management | Rp280,02 miliar | 4,5 | 4,54% |
Mandiri Investa Dana Syariah | Mandiri Manajemen Investasi | Rp109,63 miliar | 4 | 3,8% |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp660,66 miliar | 4 | 3,54% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp114,43 miliar | 4 | 5,44% |
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | Bahana TCW Investment Management | Rp599,53 miliar | 3,5 | 5,67% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 24/11/2023
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Top 5 Reksadana Saham Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp607,81 miliar | 5 | 5,29% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp373,33 miliar | 4,5 | 4,8% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp427,01 miliar | 4 | 4,85% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp753,78 miliar | 4 | 4,61% |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | Majoris Asset Management | Rp372,7 miliar | 4 | 4,46% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, imbal hasil per 24/11/2023
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Investasi Majoris Pasar Uang Syariah di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.